1) Estafet
a.
Definisi
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba
lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau
beranting. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat orang pelari, yaitu
pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada
kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan
tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya. Nomor
lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4 x
400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan
tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta
penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
b. Teknik
Latihan Teknik Lari Sambung No Latihan Teknik Penerimaan Tongkat
§
Dengan cara melihat (visual) Pelari yang menerima
tongkat melakukannya dengan berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat
tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya.
§
Dengan cara tidak melihat (non visual) Pelari yang
menerima tongkat berlari sambil mengulurkan tangan kebelakang. Selanjutnya
pelari sebelumnya menaruh tongkat ke tangan si pelari setelahnya.
Latihan Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat
©
Dari Bawah Jika pemberi memberikan tongkat dengan
tangan kanan maka penerima menggunakan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat,
ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui bawah. Sementara tangan penerima
telah siap di belakang dengan telapak tangan menghadap bawah. Ibu jari terbuka
lebar, sementara jari-jari yang lainnya dirapatkan. Tangan penerima berada di
bawah pinggang.
©
Dari atas Jika pemberi memberikan tongkat dengan
tangan kiri maka penerima juga menggunakan tangan kiri.
Daerah Pergantian Tongkat No Cara Menempatkan Antara Pelari-Pelari
©
Pelari ke 1 Di daerah start pertama dengan lintasan di
tikungan
©
Pelari ke 2 Di daerah start kedua dengan lintasan
lurus
©
Pelari ke 3 Di daerah start ketiga dengan lintasan
tikungan
©
Pelari ke 4 Di daerah start keempat dengan lintasan
lurus dan berakhir di garis finish
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet
©
Pemberian tongkat sebaiknya bersilang, yaitu pelari 1
dan 3 memegang tongkat pada tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4
menerima/memegang tongkat pada tangan kiri.
©
Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan
keistimewaan dari masing- masing pelari. Misalnya pelari 1 dan 3 dipilih yang
benar-benar baik dalam lingkungan. Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang
mempunyai daya tahan yang baik.
c. Peraturan Perlombaan
ยช
Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20
meter, lebar 1,2 meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambabh 10 meter
pra-zona. Pra-zona adalah suatu daerah dimana pelari yang akan berangkat dapat
mempercepat larinya, tetapi disini tidak terjadi penggantian tongkat.
ยช
Lari
Estafet(Lari Beranting) Lari Estafet atau sering disebut dengan lari beranting
merupakan salah satu dari cabang atletik. Lari Estafet hanya membutuhkan empat
(4) orang pemain untuk melakukan olahraga tersebut. Jarak Tempuh Lari
estafet : 4×400 M (Putra/Putri) Dan 4×100 M Start yang sering digunakan
dalam Lari Estafet: Start Jongkok sering digunakan pada pelari pertama(1),
Sedangkan Start Berlari sering digunakan pada pelari ke-Dua,ke-Tiga,dan
ke-Empat (2,3,4)
d. Tongkat
§
Panjang: 29,30 centimeter
§
Diameter:
Untuk dewasa: 4 cm
Untuk anak-anak: 2 cm
2) Sprint
a. Pengertian umum
Lari
sprint atau lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m
sampai dengan jarak 400 m. oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari jarak
pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil
kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus
lancer dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan
kecepatan yang tinggi. Seoarang pelari jarak pendek (sprinter) yang potensial
bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot persentase serabut otot
cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi dengan kemampuan sampai 40 kali
perdetik dalam vitro disbanding dengan serabut otot lambat (slow twitch) dengan
kemampuan sampai 10kali perdetik dalam vitro. Oleh karena itu seorang pelari
jarak pendek itu dilahirkan /bakat bukan dibuat. Suatu analisa structural
prestasi lari jarak pendek dan kebutuhan latihan dan pembelajaran untuk memperbaiki
harus dilihat sebagai suatu kombinasi yang kompleks dari proses-proses
biomekanika, biomotor, dan energetic. Lari jarak pendek bila dilihat dari
tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap yaitu :
- tahap
reaksi dan dorongan (reaction dan drive)
- tahap
percepatan (acceleration)
- tahap
tansisi/perobahan (transition)
- tahap
kecepatan maksimum (speed maximum)
- tahap
pemeliharaan kecepatan (maintenance speed)
- finish
Tujuan lari jarak pendek adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang
dihasilkan dari dorongan badan ke depan.
b. Urutan Gerak Keseluruhan
Urutan
gerak dalam berlari bila dilihat dari tahap-tahapnya adalah tahap topang yang
terdiri dari topang depan dan satu tahap dorong, serta tahap melayang yang
terdiri dari tahap ayun ke depan dan satu tahap pemulihan atau recovery. Tahap
Topang (support phase), pada tahap ini bertuuan untuk memperkecil penghambatan
saat sentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Bila dilihat dari
sifat-sifat teknisnya adalah mendarat pada telapak kaki (ballfoot). Tahap
melayang (flaying phase), pada tahap ini bertujuan untuk memaksimalkan dorongan
ke depan dan untuk mempersiapkan suatu penempatan kaki yang efektif saat sentuh
tanah. Bila dilihat dari sifat-sifat teknis pada tahap ini adalah lutut kaki
ayun bergerak ke depan dan ke atas (untuk meneruskan dorongan dan menambah
panjang langkah)
c. Tahap – Tahap Pembelajaran
Pembelajaran
lari jarak pendek (sprint) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : Tahap
Bermain (games) Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic) Tahap Bermain Pada tahap
ini bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak (movement problem) lari jarak
pendek langsung, dan cara lari jarak pendek yang benar ditinjau secara
anatomis, memperbaiki sikap berlari jarak pendek serta meningkatkan motivasi siswa
terhadap pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kebugaran
jasmani siswa. Tujuan khusus dalam bermain lari jarak pendek adalah
meningkatkan reaksi bergerak, kecepatan dan percepatan gerak siswa, serta
koordinasi gerak siswa dalam berlari. Dalam bermain aa beberapa bentuk yang
dapat diberikan, yaitu bentuk perorangan, kelompok kecil atau kelompok besar.
d. Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic)
Tahap
ini bertujuan untuk mempelajari dasar gerak lari jarak pendek yang sistematis.
Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut : a. Latihan Dasar ABC Tahap ini
bertujuan mengembangkan keterampilan dasar lari dan mengembangkan koordinasi
gerak lari jarak pendek. Adapun latihannya adalah : Tumit menendang pantat
(A) ; Gerak ankling (B); Lutut diangkat tinggi dan kaki diluruskan (C);
Lutut diangkat tinggi (D) b. Latihan Dasar Koordinasi ABC Tahap ini bertujuan
untuk mengembangkan keteramilan dan koordinasi lari cepat. c. Lari Cepat Dengan
Tahanan Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan tahap dorong atau support phase
dan kekuatan khusus. Pada tahap ini dapat menggunakan tahanan dari teman atau
suatu alat penangan misalnya ban mobil atau beberapa ban motor, lakukan dngan
tidak melebihi berat tahanan, serta guru memperhatikan kaki topang betul-betul
lurus dan kontak dengan tanah sesingkat mungkin.
3)Tolak
peluru
a. Teknik dasar
Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, di antaranya :
Teknik memegang peluru
Ada 3 teknik memegang peluru:
- Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari
dalam sikap sewajarnya.
- Untuk orang yang berjari kuat dan panjang.
- Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di
samping belakang peluru.
- Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara di atas, hanya saja sikap
jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di
belakang peluru.
- Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.
Teknik meletakkan peluru pada bahu
Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu
dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka
ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
Teknik menolak peluru
Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain. Peluru
dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar.
Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk,
kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan
peluru digelindingkan ke depan.
Sikap awal akan menolak peluru
Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang
lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan
arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah
lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke
samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada
sikap semula.
Cara menolakkan peluru
Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan
gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus
satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.
Sikap akhir setelah menolak peluru
Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke
depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang
demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.
b. Hal yang perlu diperhatikan
Ketentuan diskualifikasi
- Menyentuh balok batas sebelah atas
- Menyentuh tanah di luar lingkaran
- Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
- Dipangil selama 3 menit belum menolak
- Peluru di taruh di belakang kepala
- Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
- Menginjak garis lingkar lapangan
- Keluar lewat depan garis lingkar
- Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang
- Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan
Hal yang disarankan
- Bawalah tungkai kiri merendah
- Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri
memimpin di belakang
- Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
- Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan
- Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran
- Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin
- Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
- Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
Hal yang harus dihindari
- Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permainan
- Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
- Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
- Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan
- Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang
- Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping
- Terlalu awal membuka badan
- Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan
c. Peralatan
- Rol Meter
- Bendera Kecil
- Peluru
~ Untuk senior putra = 7.257 kg
~ Untuk senior putri = 4 kg
~ Untuk junior putra = 5 kg
~ Untuk junior putri = 3 kg
d.
Lapangan tolak peluru
Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang
cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah
luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain
yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar
antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang
0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran
tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.
Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah
busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran
tolak, sehingga lebih kokoh.
Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
4) Lempar cakram
Lempar cakram (Bahasa Inggrisnya Discus Throw) adalah salah satu cabang olahraga atletik. cakram yang dilempar berukuran garis tengah 220 mm dan berat
2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan. Lempar cakram diperlombakan sejak Olimpiade I tahun 1896
di Athena, Yunani.
Cara melempar cakram dengan awalan dua kali putaran
badan caranya yaitu: memegang cakram ada 3 cara, berdiri membelakangi arah
lemparan, lengan memegang cakram diayunkan ke belakang kanan diikuti gerakan
badan, kaki kanan agak ditekuk, berat badan sebagian besar ada dikanan, cakram
diayunkan ke kiri, kaki kanan kendor dan tumit diangkat, lemparan cakram 30
derajat lepas dari pegangan, ayunan cakram jangan mendahului putaran badan,
lepasnya cakram diikuti badan condong ke depan.
Latihan dasar menggunakan ring karet atau rotan
-
Diawali dengan
sikap tegap
-
Langkahkan
salah satu kaki sambil mengayunkan ring ke depan
-
Lanjutkan
ayunan hingga mengelilingi tubuh, jaga agar lengan memegang ring tetap lurus
dan berada di bawah ketinggian bahu
-
Langkahkan kaki
lurus ke depan (berlawanan dengan arah tangan). Ikuti gerakan pinggul dan dada
ke depan. Kemudian lepaskan ring, ayunkan tangan ke atas dan langkahkan kaki
belakang ke depan.
Cara memegang
cakram:
Pegang dengan
buku ujung jari-jari tangan, ibu jari memegang samping cakram, kemudian
pergelangan tangan ditekuk sedikit ke dalam
Mengayunkan
cakram
Ayunkan cakram
dengan ring ke depan dan ke belakang di samping tubuh. Pada saat mengayunkan
cakram, tangan yang memegang cakram direntangkan sampai lurus. Jangan sampai
lepas.
Gerakan lempar
cakram
Ada 3 tahap
dalam melempar cakram
q Persiapan
Berdiri dengan kedua kaki dibuka lebar
Pegang cakram dengan tangan kanan. Ayunkan sampai di
atas bahu sambil memutar badan ke kiri, kemudian ke kanan secara
berulang-ulang. Saat cakram diayun ke kiri, bantu tangan kiri dengan cara
menyangganya.
q Pelaksanaan
Ayunkan cakram ke depan lalu ke belakang
Pada saat cakram di belakang, putar badan dan ayunkan
cakram ke samping-depan-atas (membentuk sudut 40o )
Lepaskan cakram pada saat berada di depan muka
q Penutup
Bantu lemparan dengan kaki kanan agar tercipta suatu
tolakan kuat pada tanah sehingga badan melonjak ke depan-atas
Langkahkan kaki kanan ke depan untuk menumpu,
sedangkan kaki kiri diangkat rileks untuk menjaga keseimbangan badan
5)
Lempar lembing
Lempar lembing merupakan cabang olahraga yang tak bisa dipisahkan dari tradisi berburu manusia
di masa lalu. Aktivitas ini menuntut kecepatan serta kecekatan dari
pelemparnya. Medianya tentu sebuah lembing yang dahulu lebih mirip tombak dalam
artian sesungguhnya. Sebagai salah satu cabang olahraga atletik, lempar lembing
pada dasarnya diadopsi dari kebiasaan para lelaki jaman dahulu pada saat
aktivitas seperti bercocok tanam belum marak. Satu-satunya sumber kehidupan
manusia adalah berburu. Setelah terjadi perubahan signifikan pada kehidupan
manusia, lempar lembing yang awalnya adalah kegiatan berburu makanan dialihkan
menjadi suatu cabang olahraga yang telah ada sejak zaman Yunani klasik. Konon
kabarnya, pada masa itu, olahraga lempar lembing telah menjadi jenis permainan
yang sangat digemari hampir semua kalangan. Lempar lembing biasa diperlombakan
bersama dengan cabang atletik lainnya seperti lempar cakram, lompat, lari dan
lainnya.
Hal Yang Perlu Diketahui Terkait Lempar
Lembing
Ada beberapa hal mendasar yang penting untuk diketahui jika ingin memainkan
olahraga lempar lembing. Antara
lain:
Cara Memegang Lembing
Pada dasarnya ada tiga cara yang biasa digunakan dalam
hal memegang lembing, yakni:
I.
Gaya Amerika:
Pertama, tombak atau lembing diletakkan tepat di telapak tangan dimana bagian
ujung atau mata lembing tersebut menyerong hingga mendekati badan. Selanjutnya,
jari telunjuk menggenggam erat bagian tepi atau pangkal belakang lembing, dan
dikontrol oleh ibu jaridan kemudian diletakkan di bagian tepi belakang
pegangan. Pastikan lembing Anda lurus. Pada pegangan Amerika ini, jari telunjuk
juga jempol seseorang cukup memegang peranan yang penting dalam hal mendorong
lembing pada saat hendak melempar.
II.
Gaya Finlandia:
Pada gaya ini, lembing ditempatkan di telapak dimana bagian ujung lembing
tersebut menyerong hingga hampir menyentuh badan. Selanjutnya, jari tengah akan
memegang bagian tepi dari tali pada belajang dan dibuat melingkar dengan
bantuan jempol atau ibu jari. Saat menggunakan gaya ini, pastikan jari telunjuk
Anda lemas agar bisa membantu menahan lembing itu sendiri. Gaya Finlandia ini
menekankan pada peranan jari bagian tengah pun ibu jari dalam mendorong serta
melempar lembing.
III.
Gaya Menjepit:
Gaya yang satu ini cukup sederhana, intinya hanya dengan menjepit lembing di
antara jari tengah dan telunjuk sementara itu, jari lainnya memegang secara
biasa.
Cara Membawa Lembing
Sementara itu,
cara membawa lembing adalah sebagai berikut:
I.
Lembing dibawa
dengan ditaruh di atas pundak. Cara ini dipraktekkan dengan memegang lembing di
atas pundak tepat di samping kepala dimana mata lembing menyerong ke atas.
Sementara itu siku tangan terlipat atau ditekuk sehingga menuju ke arah depan.
Cara ini biasanya digunakan oleh atlit yang hendak menggunakan gaya hot-step
atau gaya jangkit sebagai awalan melempar.
II.
Lembing dibawa
dengan ditaruh di bawah. Cara ini dimulai dengan lengan bagian kanan yang harus
lurus ke bawah. Sementara itu, bagian mata lembing menyerung ke atas sehingga
bagian ekornya menyerong dan hampir menyentuh tanah.
III.
Lembing dibawa
di depan dada, Cara ini dilakukan dengan memposisikan lembing serong ke bawah
sementara itu ekornya serong pada bagian atas sehingga melewati pundak bagian
kanan.
Selanjutnya,
penting juga untuk mengenali peralatan yang digunakan dalam olahraga lempar
lembing, sebagai berikut:
I.
Konstruksi
lembing yang digunakan terbagi atas 3 titik atau bagian yakni: Mata lembing,
badan lembing dan juga tali pegangan lembing.
II.
Badan lembing
dibuat dari bahan metal solid dimana pada bagain ujungnya dipasangi sebuah mata
lembing yang jika diperhatikan cukup runcing.
III.
Adapun tali
pegangan lembing yang terlihat melilit pada badan lembing terpasang di titik
gravitasi dan tidak boleh melewati garis tengan dari badan lembing. Lilitan
tali lembing ini harus sama bergerigi juga tebal dan tak boleh ada sabuk juga
benjolan.
IV.
Adapun panjang
lembing antara atlit putrid dan putra berbeda. Untuk putra panjangnya antara
2,6 hingga 2,7 meter. Sementara itu untuk putrid antara 2,2 meter hingga 2,3
meter. Ukuran yang berbeda ini juga berpengaruh pada berat lembing. Pada putra,
beratnya 800 gram sedangkan pada putrid mencapai 600 gram.
Peraturan Lempar Lembing
Sejumlah
peraturan yang harus dipahami dalam olahraga lempar lembing, sebagai berikut:
I.
Saat melempar,
lembing wajib dipegang tepat pada bagian pegangannya dan wajib juga dilempar di
atas bahu atau bagian paling atas dari tubuh si atlit. Lembing juga harus
dilempar sama seperti prinsip bandul. Adapun gaya non-ortodox tidak lagi
diijinkan untuk digunakan.
II.
Sebuah lemparan
lembing dianggap tidak sah apabila bagian mata lembing tidak menggores tanah
terlebih dahulu dibanding bagian lembing lainnya.
III.
Saat atlit
hendak memulai awalan, ia tidak diperkenankan memotong sebuah garis.
IV.
Lemparan
dianggap tidak sah apabila sang atlit menyentuh wilahay badan garis lempar,
atau garis perpanjangan.
V.
Saat lembing
telah melaju, sang pelempar tidak diperkenankan membelakangi sektor lemparan
dengan cara memutar tubuhnya.
VI.
Sang atlit
tidak diperkenankan meninggalkan jalur awalan sebelum lembing yang ia lepaskan
tadi belum tiba di permukaan.
Sebagai sebuah olahraga, lempar
lembing ini menggerakkan banyak otot tubuh antara lain otot lengan,
kaki, otot sendi, ototo sumbu dan otot bidang. Jika semua otot tersebut bekerja
secara baik maka hasil lemparan lembing akan sempurna. Olahraga ini sebaiknya
dilakukan di tempat yang benar sebab jika tidak bisa melukai orang lain
mengingat ujung lembing cukup tajam.
6)
Lompat tinggi
Lompat
Tinggi adalah salah satu
keterampilan untuk melewati mistar yang berada di kedua tiangnya.[1] Ketinggian lompatan yang dicapai oleh seorang pelompat
tergantung dari kemampuan dan persiapan bertanding dari masing-masing atlet.
adapun gaya straddle dimana ketiga badan melewati mistar dengan
cepat diputar atau dibalikkan, sehingga sikap badan di mistar telengkup.
7)
Lompat galah
Pengertian Lompat Galah
Llompat tinggi galah merupakan Suatu lompatan yang dilakukan dengan
bantuan galah untuk mencapai tujuan lompatan yang setinggi-tingginya.
Tekhnik Lompat Galah
Ada beberapa teknik yang harus dilakukan seorang
pelompat dalam lompat tinggi galah ini. Mari kita perhatikan bersama-sama
penjelasan berikut;
Awalan, yang dilakukan pertama mengambil
ancang-ancang untuk berlari posisi tubuh harus dikontrol untuk melakukan
gerakan menancapkan galah dan menumpu dengan tepat.
Teknik Awalan; Awalan jaraknya
harus panjang, supaya dapat mencapai kecepatan maksimum ketika menumpu. Saat
berlari usahakan konsisten dan prima yg bertujuan atlet dapat mengontrol posisi
tubuhnya dari proses menancapkan galah dan menginjak titik tumpu dengan tepat.
Galah harus dipegang yang kuat, dan yang perlu diperhatikan cara memegang jarak
yang cukup lebar, untuk memperoleh tumpuan yang baik.
Gerakan
menancapkan Galah
Tekhnik menancap galah yang pertama adalah dalam proses menancapkan galah
hendaknya langsung ke arah depan dan atas, jangan menggeserkan galah di tanah.
Sedikit kalaupun terpaksa supaya kedua tangan terpisah pada jarak yang cukup
lebar.
Tancapkan galah setelah jarak 3 langkah sebelum
menumpu dengan menggunakan ujung galah. Galah menancap sejajar garis lurus
sehingga ujungnya terletak dibawah kepala atlet pada saat start untuk tumpuan.
Kecepatan sangat penting ketika melentingkan galah,
Selanjutnya posisi badan hendaknya langsung mengarah bagian belakang dari parit
pendaratan. Kaki yang akan digunakan menumpu hendaknya diletakkan tepat di
bawah garis tegak lurus yang ditarik mulai dari tangan yang paling atas.
Sebelum melentingkan galah gerakan yang harus
dilakukan ialah; gerakan push-pull yaitu gerakan menekan (pushing) galah dengan tangan yang terletak lebih rendah,
sementara tangan yang atas menarik ujung galah ke bawah. Gerakan pull-swing
adalah gerakan menarik dengan tangan yang di atas, sementara tubuh berayun ke
depan, di belakang tangan bawah yang menekuk. Kedua gerakan ini harus dilakukan
dengan benar, sehngga pusat gaya berat tubuh tetap berada di belakang
Berayun
dan menggelantung
Gerakan ini
bertujuan untuk menambah kelentingan dan untuk menyimpan lebih banyak tenaga
potensial di dalam galah. Dengan posisi tubuh pelompat yang benar akan didapat
posisi yang paling baik untuk mengangkat tubuh ke atas, saat tenaga yang
disimpan waktu menggantung dikeluarkan lagi segera untuk melewati mistar.
Tarikan dan Putaran (pull & turn)
Gerakan pulling
(menarik) dimulai ketika pusat dari gaya berat tubuh si pelompat berada dekat
galah. Mulailah energi dilepaskan yaitu dengan gerakan meluruskan kembali.
Gerakan ini mengikuti fase pasif
relatif setelah tubuh menggelantung, ketika si pelompat menunggu terlepasnya
tubuh. Tarikan lurus searah sumbu galah. Putaran tubuh diperoleh dengan gerakan
tangan atas yang mulai menarik kearah pinggul dan bukan kearah dada. Kedua kaki
tetap diangkat tegak lurus, sewaktu dilakukan gerakan menarik dan berputar.
Push –off dan
melintasi mistar
Gerakan push-off (melentingkan diri) dimulai segera
setelah tarikan tangan yang diatas, mencapai posisi dekat pada pinggul. Gerakan
ini sebetulnya lanjutan dari gerakan menarik tadi. Pada permulaan dari gerakan
melenting ini, galah harus membentuk sebesa 85 - 90ยบ. Sebelum pelompat
melepaskan tanganya, lakukanlah putaran melingkar mistar dengan cara
menjatuhkan kedua kaki sedikit, dan denga reaksi dari daya dorong tubuh
terhadap galah. Jika daya dorong ke atas melampaui taikan ke bawa oleh kedua
kaki, pusat gaya berat si pelompat akan terus melambung tinggi setelah galah
dilepaskan.
Gerakan ini merupakan gerakan terakhir yaitu melewati garis mistar. Jadi
suksesnya gerakan ini tergantung dari latihan dan latihan dan teknik
gerakan-gerakan awal yang benar sehingga dapat menimbulkan gerakan akhir yang
sempurna. demikian, penjelasan tentang olahraga lompat tinggi galah, jenis olahraga
ini menjadi langganan dalam daftar ivent internasional seperti olimpiade dll.
8)
Lompat jauh
Lompat jauh adalah
sejenis acara olahraga di mana seseorang atlit cuba melompat dan
mendarat sejauh yang boleh dari tempat mula melompat.
Mereka yang bertanding akan berlari di
laluan (pada tahap elit, biasanya mempunyai permukaan yang sama dengan trek
larian) dan melompat sejauh yang boleh dengan memijak sepintas pada papan kayu
mula, ke bahagian yang diisi pasir atau tanah yang bertindak bagi menyerap
lompatan dan juga sebagai penanda tempat jatuh. Jarak minimum dari papan ke
tanda yang dibuat oleh atlit pada pasir diukur. Jika seseorang itu memulakan
lompatannya dengan mana-mana bahagian kakinya di depan atau melebihi papan
(satu lapisan plastisin diletakkan tepat di depan papan untuk mengesan
ketepatan ini), lompatannya diisytiharkan salah atau batal dan tiada jarak akan
direkodkan.
Format sebenar pertandingan ini berbeza,
tetapi secara amnya peserta akan mendapat beberapa kali cubaan untuk membuat
lompatan dan hanya lompatan yang terpanjang akan dikira sebagai keputusan.
Peserta dengan lompatan sah yang paling jauh pada akhir pertandingan akan dikira
sebagai juara.
Kelajuan semasa berlari dan tinggi lonjakan
merupakan kunci lompatan yang jauh. Oleh itu tidak hairanlah jika atlet lari
pecut turut bertanding dan memenangi acara ini.
Lompat jauh telah dijadikan sebagai
sebahagian daripada Sukan Olimpik.
Acara ini juga dicatat sebagai dua daripada
rekod dunia yang paling lama berdiri dalam sebarang acara balapan dan padang.
Pada 1935, Jesse Owens mencatatkan rekod dunia yang tidak dipecahkan
sehingga 1960 oleh Ralph Boston.
Lompat jauh adalah salah satu daripada
acara Olimpik pada Yunani Purba. Seseorang atlit akan memegang beban pada
kedua-dua tangan yang dipanggil halteres.
Beban ini akan dilayangkan ke hadapan seiring apabila atlet melompat untuk
menambah momentum dan dibaling ke belakang apabila berada di udara untuk
menolaknya ke hadapan. Paling dingati dalam acara purba adalah seorang lelaki
dipanggil Chionis di mana pada Olimpik 656 SM mencatatkan lompatan sejauh 7 m 5
cm.