Makalah
Pendidikan Kewarganegaraan
“Pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari”
Disusun Oleh :
Ainun
Muslimah 51402A0070
Irwan
Rosyadi 51402A0085
Ni
Nyoman Mira Mentari 51402A0074
Wawan
Darmansyah 51502A006
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, atas kelimpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul tentang : “PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI”
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini berkat tuntunan dan doa oleh Tuhan
Yang Maha Esa dan juga berkat kerjasama dalam kelompok kami dapat menulis
makalah ini, dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa hormat dan banyak
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam
makalah ini.
Sebagai bangsa Indonesia kita tentu
mengetahui dasar negara kita yang terkenal kesakralannya yaitu semboyan Bhineka
Tunggal Ika. Di mana simbolnya merupakan lambang keagungan yang terpancar dalam
bentuk Burunng Garuda. Simbol di dadanya merupakan pengamalan hidup yang
menjadikan Indonesia benar-benar khas ideologi dari bangsa Indonesia. Itulah
lambang, pengamalan dan ideologi kita, Pancasila.
Di dalam pancasila terkandung banyak
nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam lima garis
besar dalam kehidupan berbangsa negara. Perjuangan dalam memperebutkan
kemerdekaan tak juga lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan hingga
sekarang kita selalu menjunjunng tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
Indonesia hidup di dalam berbagai
macam keberagaman. Baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari semuanya itu
Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi satu kesatuan dan bersatu di
dalam perssatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyan Bhineka
Tunggal Ika.
Tidak jauh dari hal tersebut,
Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman
budaya. Dan menjadikan Pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan
budaya satu dengan yang lain. Karena ikatan yang satu itulah, Pancasila menjadi
inspirasi berbagai macam klebudayaan yang ada di Indonesia.
Penulis menyadari masih banyak
kesalahan atau kekurangan dan masih jauh dalam kesempurnaannya baik materi
maupun penulisan dalam makalah ini. Namun, kami sudah mengerjakan semampu
kemampuan kami. kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Sekian
Mataram, 20 oktober 2014
Kelompok IX
DAFTAR ISI
Halaman judul....................................................................................................
i
Kata
pengantar...................................................................................................
ii
Daftar Isi
............................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang.....................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah.................................................................................2
C.
Tujuan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pancasila............................................................................3
B.
Hari
Kesaktian Pancasila.......................................................................4
C.
Pengamalan
Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari...............................5
D.
Butir-butir
Dalam Pancasila...................................................................9
BAB III PENUTUP
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pancasila
adalah sumber dari segala sumber hukum yang ada di Negara Kesatuan Republik
Indonesia, merupakan Maha karya pendahulu bangsa yang tergali dari jati diri
dan nilai-nilai adi luhur bangsa yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Dengan
berbagai kajian ternyata didapat beberapa kandungan dan keterkaitan antara sila
tersebut sebagai sebuah satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan dikarenakan
antar sila tersebut saling menjiwai satu dengan yang lain. Ini dengan
sendirinya menjadi ciri khas dari semua kegiatan serta aktivitas desah nafas
dan jatuh bangunnya perjalanan sejarah bangsa yang telah melewati masa-masa
sulit dari jaman penjajahan sampai pada saat mengisi kemerdekaan.
Ironisnya
bahwa ternyata banyak sekarang warga Indonesia sendiri lupa dan sudah asing
dengan pancasila itu sendiri. Ini tentu menjadi tanda tanya besar kenapa dan
ada apa dengan kita sebagai anak bangsa yang justru besar dan mengalami pasang
surut masalah negari ini belum bisa mengoptimalkan tentang pengamalan
nilai-nilai Pancasila tersebut. Terlebih lagi saat ini dengan jaman yang
disepakati dengan nama Era Reformasi yang terlahir dengan semangat untuk
mengembalikan tata negara ini dari penyelewengan-penyelewengan sebelumnya.
Arah
dan tujuan reformasi yang utama adalah untuk menanggulangi dan menghilangkan
dengan cara mengurangi secara bertahap dan terus-menerus krisis yang
berkepanjangan di segala bidang kehidupan, serta menata kembali ke arah kondisi
yang lebih baik atas system ketatanegaraan Republik Indonesia yang telah hancur,
menuju Indonesia baru.
Sebagai warga negara yang baik, setia kepada
nusa dan bangsa, seharusnyalah mempelajari dan menghayati pandangan hidup
bangsa yang sekaligus sebagai dasar filsafat negara, seterusnya untuk diamalkan
dan dipertahankan. Pancasila selalu menjadi pegangan bersama bangsa Indonesia,
baik ketika negara dalam kondisi yang aman maupun dalam kondisi negara yang
terancam. Hal itu tebukti dalam sejarah dimana pancasila selalu menjadi
pegangan ketika terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa
indonesia.
Pancasila merupakan cerminanri karakter bangsa
dan neg indonesia yang beragam. Semua itu dapat diterlihat dari fungsi dan
kedudukan pancasila, yakni sebagai; jiwa bangsa indonesia, keribadian bangsa,
pandangan hidup bangsa, sarana tujuan hidup bangsa indonesia, dan pedoman hidup
bangsa indonesia.
Oleh karena itu, penerapan pancasila dalam
setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting dan mendasar oleh
setiap warga negara, dalam segala aspek kenegaraan dan hukum di Indonesia.
Pengamalan pancasila yang baik akan mempermudah terwujudnya tujuan dan
cita-cita bangsa Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pancasila?
2. Apa pangamalan pancasila yang dapat
kita lakukan di kehidupan sehari-hari?
3. Apa saja butir-butir pancasila
tersebut?
C.
Tujuan
Mengetahui tentang :
1. Pengertian pancasila
2. Pengamalan pancasila di kehidupan
sehari-hari
3. Butir-butir pancasila
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
PANCASILA
Pancasila adalah
ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca
berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Lima sendi
utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan
dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama
masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai
hari lahirnya Pancasila.
Pancasila
sebagai dasar negara Republik Indonesia ditetapkan pada tanggal 18 Agustus
1945. sebagai dasar negara maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan
pemerintahan sejak saat itu haruslah berdasarkan pada Pancasila, namun
berdasarkan kenyataan, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tersebut telah
dipraktikan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan kita teruskan sampai
sekarang.
Rumusan Pancasila yang dijadikan dasar negara Indonesia seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan as perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Kelima sila tersebut sebagai satu kesatuan nilai kehidupan masyarakat Indonesia oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dijadikan Dasar Negara Indonesia.
Rumusan Pancasila yang dijadikan dasar negara Indonesia seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan as perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Kelima sila tersebut sebagai satu kesatuan nilai kehidupan masyarakat Indonesia oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dijadikan Dasar Negara Indonesia.
B. HARI KESAKTIAN
PANCASILA
Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30 September (G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan
di tengah lingkungan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif
dibelakangnya. Akan tetapi otoritas militer dan kelompok reliji terbesar saat
itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis, untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia dan membenarkan peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965–1966.
Pada hari itu,
enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-oknum yang
digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30S
sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia.
Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari
Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan
sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
C. PENGAMALAN
PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Pancasila. Yang
kita tau pancasila adalah dasar dari negara kita, tapi apakah kita sudah tau
makna dari pancasila itu sendiri? Pancasila tidak akan memiliki makna tanpa
pengamalan. Pancasila bukan sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa.
Tetapi, Pancasila adalah acuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Oleh karena itu, kita wajib mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. Tingkah laku sehari-hari kita harus mencerminkan
nilai-nilai luhur Pancasila. Untuk mengamalkan Pancasila kita tidak harus
menjadi aparat negara. Kita juga tidak harus menjadi tentara dan mengangkat
senjata. Kita dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Kita dapat memulai dari hal-hal kecil dalam keluarga.
Misalnya melakukan musyawarah keluarga. Setiap keluarga pasti mempunyai
masalah. Nah, masalah dalam keluarga akan terselesaikan dengan baik melalui
musyawarah. Kalian dapat belajar menyatukan pendapat dan menghargai perbedaan
dalam keluarga. Biasakanlah melakukannya dalam keluarga.
Dalam
lingkungan sekolah pun kita harus membiasakan bermusyawarah. Hal ini penting
karena teman-teman kita berbeda-beda. Pelbagai perbedaan akan lebih mudah
disatukan bermusyawarah. Permasalahan yang berat pun akan terasa ringan. Keputusan
yang diambil pun menjadi keputusan bersama. Hal itu akan mempererat semangat
kebersamaan di sekolah. Tanpa musyawarah, perbedaan bukannya saling melengkapi.
Tetapi, justru akan saling bertentangan. Oleh karena itu, kita harus terbiasa
bermusyawarah di sekolah. Kerukunan hidup di lingkungan sekolah akan terjaga.
Dengan demikian, kalian tidak akan kesulitan menghadapi dalam lingkungan yang
lebih luas. Berawal dari keluarga kemudian meningkat dalam sekolah, masyarakat,
bangsa, dan negara.
1.
Pengamalan Pancasila dalam Rangka Menghargai
Perbedaan
Pancasila dirumuskan dalam semangat kebersamaan. Salah
satunya terwujud dalam sikap menghargai perbedaan. Perbedaan pendapat tidak
menjadi hambatan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Hal itu merupakan
sikap yang harus kita tiru. Pada waktu itu bangsa Indonesia belum memiliki
dasar negara. Tetapi, sikap para tokoh telah mencerminkan semangat kebersamaan
dan jiwa ksatria. Mereka bersedia menerima perbedaaan apa pun ketika proses
perumusan dasar negara berlangsung. Nah, sekarang kita telah memiliki Pancasila
sebagai dasar negara yang kuat. Kekuatan Pancasila telah terbukti selama
berdirinya negara Indonesia. Pancasila mampu menyatukan seluruh bangsa
Indonesia. Pancasila juga mampu bertahan menghadapi rongrongan pemberontak.
Oleh karena itu, kita harus bangga memiliki dasar negara yang kuat. Kita harus
dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satunya adalah menghargai perbedaan. Kita harus memiliki sikap menghargai
perbedaan seperti dalam perumusan Pancasila. Kita harus menyadari bahwa negara
kita terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku Bangsa memiliki ragam budaya
yang berbeda. Perbedaan suku bangsa dan budaya bukan menjadi penghalang untuk
bersatu. Tetapi, justru perbedaan itu akan menjadikan persatuan negara kita
kuat seperti Pancasila.
2.
Pengamalan Pancasila dalam Wujud Sikap Toleransi
Mengamalkan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
(falsafah hidup bangsa) berarti melaksanakan pancasila dalam kehidupan
sehari-hari , menggunakan pancasila sebagai petunjuk hidup sehari-hari , agar
hidup kita dapat mencapai kesejahteraan dan kebahagian lahir dan batin.
Pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari ini adalah sangat penting karena dengan demikian diharapkan adanya tata kehidupan yang serasi (harmonis).
Bahwa pengamalan pancasila secara utuh (5 sila) tersebut adalah merupakan menjadi syarat penting bagi terwujudnya cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari ini adalah sangat penting karena dengan demikian diharapkan adanya tata kehidupan yang serasi (harmonis).
Bahwa pengamalan pancasila secara utuh (5 sila) tersebut adalah merupakan menjadi syarat penting bagi terwujudnya cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam
mengamalkan butir-butir Pancasila ini ada berbagai jalur yang dapat kita lalui,
sebagai berikut:
·
Jalur Pendidikan
Pendidikan memegang peranan penting bagi pengamalan
pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan dapat di bagi menjadi dua
yaitu pendidikan formal (resmi) dan pendidikan yang nonformal (tidak resmi).
Pendidikan formal (resmi) conohnya adalah sekolah dan organisasi, pendidikan
formal cenderung mengajarkan kita materi-materi. Selain itu pendidikan
nonformal (tidak resmi) mempunyai contoh seperti pendidikan dalam keluarga dan
pendidikan dalam masyarakat, pendidikan non formal lebih cenderung mengajarkan kita
bersosialisasi di masyarakat dan adat istiadat dalam keluarga maupun
masyarakat.
·
Jalur Media Massa
Media Massa merupakanjalur penting untuk mengamalkan
pancasila, peran media massa ini juga sangat penting bagi seluruh masyarakat.
Media massa ini sangat menjanjikan karena pengaruh media massa ini sangatlah
kuat di masyarakat, media massa dapat membentuk karakter positif atau negatif
di masyarakat, sasaran media massa sangat luas di kalangan anak-anak dan
dewasa.
·
Jalur Organisasi Politik
Dalam jalur organisasi politik ini organisasi sosial
politik merupakan wadah bagi para pemimpin-pemimpin bangsa dalam bidangnya
masing-masing menurut keahlian, peran dan tanggung jawab. Pengamalan pancasila
harus di terapkan dalam berbagai element bangsa.
Ada juga Penciptaan suasana
yang menunjang yaitu:
1.
Kebijaksanaan pemerintah dan peraturan
perundang-undangan
Penjabaran kebijaksanaan pemerintah dan
perundang-undangan merupakan salah satu jalur yang dapat memperlancar
pelaksanaan pedoman pengamalan pancasila dimana aspek sanksi atau penegakan
hukm mendpat penekanan khusus.
2.
Aparatur negara
Rakyat hendaklah berpartisipasi aktif di dalam
menciptakan suasana dan keadaan yang mendorong pelaksanaan pedoman pengamalan
Pancasila. Dan aparatur pemerintah sebagai pelaksana dan pengabdi kepentingan
rakyat harus memahami dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di dalam
masyarakat. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pengamalan Pacasila perlu
disediakan dan memfungsikan lembaga-lembaga kenegaraan, khususnya lembaga
penegak hukum dalam menjamin hak-hak warga negaranya dan melindungi dari
perbutan-perbuatan tercela.
3.
Kepemimpinan dan pemimpin masyarakat
Peranan kepemimpinan dan pemimpin masyarakat, baik
pemimpin formal maupun informal sangat penting dalam pelaksanaan pedoman
pengamalan. Mereka dapat menyampaikan bagaimana pola Dengan pelaksanaan pedoman
pengamalan Pancasila dan menyuruh bawahan atau umatnya untuk mengikuti pola
pedoman pelaksanaan Pancasila. begitu Pengamalan pancasila akan tetep lestari.
D. BUTIR-BUTIR
DALAM PANCASILA
1.
Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama dalam pancasila adalah Ketuhanan Yang
Maha Esa, Sila ini dalam lambang garuda mempunyai lambang yang bergambarkan
BINTANG. Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan
individu dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung
dan mulia. Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan
masyarakat yang berketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang
memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridha Tuhan dalam setiap perbuatan
baik yang dilakukannya.Dalam sila ini kita di ajak untuk bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa,seperti yang kita ketahui indonesia mempunyai 5 macam agama
yang di anut yaitu hindu, islam, kristen, katolik, budha. Di dalam sila ini
kita juga di ajak untuk saling menghormati dan menghargai sesama agama yang
berbeda. Walaupun kita berbeda agama kita seharusnya tetap rukun untuk tetap
menjaga kenyaman setiap penganut agamanya masing-masing. Setiap orang mempunyai
agama, keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Kita hanya tinggal melaksanakan
dan menjalankannya saja. Di dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa inilah beberapa
butir-butir pancasila , sebagai berikut
·
Bangsa
Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
·
Manusia
Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
·
Mengembangkan
sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
·
Membina
kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
·
Agama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
·
Mengembangkan
sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
·
Tidak
memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
2.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Sila kedua
dalam pancasila adalah kemanusiaan yang adil dan beradab. di dalam lambang
Garuda, sila ini mempunyai lambang yang bergambar seperti RANTAI.
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang
keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi
untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju
peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin
untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan
mengenal hukum universal.Di dalam sila ini mengajak kita untuk saling menghormati
dan menghargai sesama manusia, dan untuk mengakui dan memperlakukan manusia
sesuai harkat dan martabatnya masing-masing sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa. Di sini juga kita di ajak untuk saling mengakui persamaan derajat dan
hak-hak asasi manusia, serta menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Kita juga
harus saling membantu jika ada seseorang yang kesusahan kita harus membantunya.
Apalagi saudara-saudara kita yang terkena bencana di daerah lain, kita harus
minimal memberikan bantuan kepada mereka. Di indonesia sudah banyak
organisasi-organisasi yang saling membantu dan membantu mengamalkan sila kedua
ini seperti organisasi HAM yang sanga menjunjung nilai kemanusiaan dan hak
asasi manusia, kita dapat melaporkannya ke lembaga ini jika kita merasa
seseorang berbuat tidak adil kepada kita. Berikut butir-butir Pancasila yang
dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
·
Mengakui
dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.
·
Mengakui
persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.
·
Mengembangkan
sikap saling mencintai sesama manusia.
·
Mengembangkan
sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
·
Mengembangkan
sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
·
Menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
·
Gemar
melakukan kegiatan kemanusiaan.
·
Berani
membela kebenaran dan keadilan.
·
Bangsa
Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
·
Mengembangkan
sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3.
Persatuan indonesia
Sila Ketiga
dalam Pancasila adalah Persatuan Indonesia. Sila ini di dalam lambang Garuda
mempunya lambang yang bergambar POHON BERINGIN. Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa
bagian, kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk
bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada
segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan
sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya
untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Indonesia,
indonesia adalah negara seribu pulau yang memiliki berjuta penduduk,
bermacam-macam adat istiadat dan budaya, seperti juga Bhineka tunggal Ika yang
artinya berbeda-beda tapi tetap satu. Dalam sila ini mengajak kita untuk tetap
bersatu walupun kita mempunyai banyak perbedaan, kita harus tetap satu jika ada
yang yang berani menghancurkan kita dan memusnahkan kita, kita harus berani melawan
negara lain yang ingin menghancurkan kita. Di zaman yang era modern ini kita
tidak perlu repot-repot untuk berperang dengan menggunakan bambu runcing dan
peralatan perang lainnya, dan wawasan yang kita punya kita dapat melawan negara
lain dan mengharumkan nama negara kita. Kita juga harus mementingkan kesatuan
dan persatuan bangsa indonesia dengan mementingkan kepentingan bersama daripada
kepentingan diri sendiri atau kelompok. Berikut butir-butir dari sila Persatuan
Indonesia.
·
Mampu
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
·
Sanggup
dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
·
Mengembangkan
rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
·
Mengembangkan
rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
·
Memelihara
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
·
Mengembangkan
persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
·
Memajukan
pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
4.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Sila keempat dalam Pancasila adalah Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Di dalam lambang Garuda, sila
ini mempunyai lambang dengan gambar KEPALA BANTENG. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk
membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern,
yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau
berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan
pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat
berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri
dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit.
Dalam sila ini banyak menyangkut tentang permusyawaratan yang menuju
mufakat, artinya jika kita mempunyai perkara jangan selalu di selesaika dengan
adu fisik atau apapun, karena tidak ada gunanya untuk melakukan tersebut. Kita
seharusnya bermusyawarah dan memikirkan jalan keluar dari suatu permasalahan
tersebut, dan akhirnya sampailah kita pada hasil dari musyawarah yang di sbut
dengan mufakat dan semua masalah pasti akan baik-baik saja. Kita tidak boleh
memaksakan kehendak kita maupun orang lain, kita juga harus menghormati dan
menghargai pendapat orang lain. Dan berhati besar dalam menerima apapun
keputusan akhir dari suatu masalah, serta bersedia bertanggung jawab atas
keputusan yang di hasilkan, dan bersangkut dengan sila ketiga kita harus
mementikan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi atau individu.
Berikut butir-butir dari sila keempat yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
·
Sebagai warga
negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak,
dan kewajiban yang sama.
·
Tidak boleh
memaksakan kehendak kepada orang lain.
·
Mengutamakan
musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
·
Musyawarah untuk
mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
·
Menghormati dan
menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
·
Dengan iktikad
baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
·
Di dalam
musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
·
Musyawarah
dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
·
Keputusan yang
diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
·
Memberikan
kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
5. Keadilan yang Adil dan Beradab
Sila kelima
dari Pancasila adalah Keadilan yang Adil dan Beradab, di dalam lambang Garuda ,
sila ini mempunyai lambang yang bergambarkan PADI dan KAPAS. Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma
berdasarkan ketidak berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu
hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
cita-cita bernegara dan berbangsa. Segala usaha diarahkan kepada potensi
rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga
kesejahteraan tercapai secara merata.Keadilan, suatu kata yang sudah
mulai langka di jaman sekarang ini. Yang salah dibela, yang benar ditinggalkan.
Yang punya salah besar dihukum sebentar, yang punya salah sedikit saja
dipenjara bertahun – tahun. Banyak yang diinjak –injak hanya karena miskin atau
tidak berpendidikan. Banyak orang yang sudah tidak membela keadilan, mungkin
karena materi atau mungkin memang karena sudah tidak peduli.. Biarpun sekarang
sudah jaman emansipasi, namun masih banyak juga yang memandang rendah terhadap
kemampuan wanita. Kita harus belajar untuk menghargai orang lain. Selain itu,
untuk diri sendiri, kita juga harus bisa menyeimbangkan hak dan kewajiban untuk
diri kita. Dalam sila ini ada beberapa buti-butirnya yaitu:
·
Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
·
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
·
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
·
Menghormati hak orang lain.
·
Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
·
Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
·
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
·
Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
·
Suka bekerja keras.
·
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
·
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa
dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan
masyarakat dan negara Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan
pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan
dan kehidupan kengaraan. Karena itulah kita harus menerapkan butir-butir
Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://sartikadwihardiyanti.blogspot.com/2010/06/perbandingan-pemerintahan-era-orde-baru.html
http://www.scribd.com/doc/28800100/Makalah-Pancasila-Reformasi
http://artikelpkn.blogspot.com/2010/12/demokrasi-dan-pelaksanaan-demokrasi-di.html