Kamis, 15 Januari 2015

Pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari



Makalah
Pendidikan Kewarganegaraan
“Pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari”




Disusun Oleh :

Ainun Muslimah                         51402A0070
Irwan Rosyadi                             51402A0085
Ni Nyoman Mira Mentari        51402A0074
Wawan Darmansyah                51502A0066





KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kelimpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul tentang :  “PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini berkat tuntunan dan doa oleh Tuhan Yang Maha Esa dan juga berkat kerjasama dalam kelompok kami dapat menulis makalah ini, dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa hormat dan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam makalah ini.
Sebagai bangsa Indonesia kita tentu mengetahui dasar negara kita yang terkenal kesakralannya yaitu semboyan Bhineka Tunggal Ika. Di mana simbolnya merupakan lambang keagungan yang terpancar dalam bentuk Burunng Garuda. Simbol di dadanya merupakan pengamalan hidup yang menjadikan Indonesia benar-benar khas ideologi dari bangsa Indonesia. Itulah lambang, pengamalan dan ideologi kita, Pancasila.
Di dalam pancasila terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak juga lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan hingga sekarang kita selalu menjunjunng tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman. Baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari semuanya itu Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi satu kesatuan dan bersatu di dalam perssatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan Pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan yang lain. Karena ikatan yang satu itulah, Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam klebudayaan yang ada di Indonesia.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan atau kekurangan dan masih jauh dalam kesempurnaannya baik materi maupun penulisan dalam makalah ini. Namun, kami sudah mengerjakan semampu kemampuan kami. kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Sekian

Mataram, 20 oktober 2014  


Kelompok IX                               






DAFTAR ISI
Halaman judul........................................................................... i
Kata pengantar......................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah............................................................2
C.     Tujuan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pancasila........................................................3
B.     Hari Kesaktian Pancasila...................................................4
C.     PengamalanPancasila Dalam KehidupanSehari-hari...........5
D.    Butir-butir Dalam Pancasila.............................................9
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................19


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia, merupakan Maha karya pendahulu bangsa yang tergali dari jati diri dan nilai-nilai adi luhur bangsa yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Dengan berbagai kajian ternyata didapat beberapa kandungan dan keterkaitan antara sila tersebut sebagai sebuah satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan dikarenakan antar sila tersebut saling menjiwai satu dengan yang lain. Ini dengan sendirinya menjadi ciri khas dari semua kegiatan serta aktivitas desah nafas dan jatuh bangunnya perjalanan sejarah bangsa yang telah melewati masa-masa sulit dari jaman penjajahan sampai pada saat mengisi kemerdekaan.
Ironisnya bahwa ternyata banyak sekarang warga Indonesia sendiri lupa dan sudah asing dengan pancasila itu sendiri. Ini tentu menjadi tanda tanya besar kenapa dan ada apa dengan kita sebagai anak bangsa yang justru besar dan mengalami pasang surut masalah negari ini belum bisa mengoptimalkan tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila tersebut. Terlebih lagi saat ini dengan jaman yang disepakati dengan nama Era Reformasi yang terlahir dengan semangat untuk mengembalikan tata negara ini dari penyelewengan-penyelewengan sebelumnya.
Arah dan tujuan reformasi yang utama adalah untuk menanggulangi dan menghilangkan dengan cara mengurangi secara bertahap dan terus-menerus krisis yang berkepanjangan di segala bidang kehidupan, serta menata kembali ke arah kondisi yang lebih baik atas system ketatanegaraan Republik Indonesia yang telah hancur, menuju Indonesia baru.
Sebagai warga negara yang baik, setia kepada nusa dan bangsa, seharusnyalah mempelajari dan menghayati pandangan hidup bangsa yang sekaligus sebagai dasar filsafat negara, seterusnya untuk diamalkan dan dipertahankan. Pancasila selalu menjadi pegangan bersama bangsa Indonesia, baik ketika negara dalam kondisi yang aman maupun dalam kondisi negara yang terancam. Hal itu tebukti dalam sejarah dimana pancasila selalu menjadi pegangan ketika terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa indonesia.
Pancasila merupakan cerminanri karakter bangsa dan neg indonesia yang beragam. Semua itu dapat diterlihat dari fungsi dan kedudukan pancasila, yakni sebagai; jiwa bangsa indonesia, keribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sarana tujuan hidup bangsa indonesia, dan pedoman hidup bangsa indonesia.
Oleh karena itu, penerapan pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting dan mendasar oleh setiap warga negara, dalam segala aspek kenegaraan dan hukum di Indonesia. Pengamalan pancasila yang baik akan mempermudah terwujudnya tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.

B.     Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian dari pancasila?
2.     Apa pangamalan pancasila yang dapat kita lakukan di kehidupan sehari-hari?
3.     Apa saja butir-butir pancasila tersebut?
C.     Tujuan
Mengetahui tentang :
1.     Pengertian pancasila
2.     Pengamalan pancasila di kehidupan sehari-hari
3.     Butir-butir pancasila

 BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PANCASILA
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. sebagai dasar negara maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan pemerintahan sejak saat itu haruslah berdasarkan pada Pancasila, namun berdasarkan kenyataan, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tersebut telah dipraktikan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan kita teruskan sampai sekarang.
Rumusan Pancasila yang dijadikan dasar negara Indonesia seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan                                                                                                                                       as perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
            Kelima sila tersebut sebagai satu kesatuan nilai kehidupan masyarakat Indonesia oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dijadikan Dasar Negara Indonesia.

B.     HARI KESAKTIAN PANCASILA
Pada tanggal 30 September1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30 September (G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif dibelakangnya. Akan tetapi otoritas militer dan kelompok reliji terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis, untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia dan membenarkan peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965–1966.
Pada hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30S sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

C.     PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Pancasila. Yang kita tau pancasila adalah dasar dari negara kita, tapi apakah kita sudah tau makna dari pancasila itu sendiri? Pancasila tidak akan memiliki makna tanpa pengamalan. Pancasila bukan sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa. Tetapi, Pancasila adalah acuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, kita wajib mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Tingkah laku sehari-hari kita harus mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Untuk mengamalkan Pancasila kita tidak harus menjadi aparat negara. Kita juga tidak harus menjadi tentara dan mengangkat senjata. Kita dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kita dapat memulai dari hal-hal kecil dalam keluarga. Misalnya melakukan musyawarah keluarga. Setiap keluarga pasti mempunyai masalah. Nah, masalah dalam keluarga akan terselesaikan dengan baik melalui musyawarah. Kalian dapat belajar menyatukan pendapat dan menghargai perbedaan dalam keluarga. Biasakanlah melakukannya dalam keluarga.
Dalam lingkungan sekolah pun kita harus membiasakan bermusyawarah. Hal ini penting karena teman-teman kita berbeda-beda. Pelbagai perbedaan akan lebih mudah disatukan bermusyawarah. Permasalahan yang berat pun akan terasa ringan. Keputusan yang diambil pun menjadi keputusan bersama. Hal itu akan mempererat semangat kebersamaan di sekolah. Tanpa musyawarah, perbedaan bukannya saling melengkapi. Tetapi, justru akan saling bertentangan. Oleh karena itu, kita harus terbiasa bermusyawarah di sekolah. Kerukunan hidup di lingkungan sekolah akan terjaga. Dengan demikian, kalian tidak akan kesulitan menghadapi dalam lingkungan yang lebih luas. Berawal dari keluarga kemudian meningkat dalam sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.
1.     Pengamalan Pancasila dalam Rangka Menghargai Perbedaan
Pancasila dirumuskan dalam semangat kebersamaan. Salah satunya terwujud dalam sikap menghargai perbedaan. Perbedaan pendapat tidak menjadi hambatan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Hal itu merupakan sikap yang harus kita tiru. Pada waktu itu bangsa Indonesia belum memiliki dasar negara. Tetapi, sikap para tokoh telah mencerminkan semangat kebersamaan dan jiwa ksatria. Mereka bersedia menerima perbedaaan apa pun ketika proses perumusan dasar negara berlangsung. Nah, sekarang kita telah memiliki Pancasila sebagai dasar negara yang kuat. Kekuatan Pancasila telah terbukti selama berdirinya negara Indonesia. Pancasila mampu menyatukan seluruh bangsa Indonesia. Pancasila juga mampu bertahan menghadapi rongrongan pemberontak. Oleh karena itu, kita harus bangga memiliki dasar negara yang kuat. Kita harus dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah menghargai perbedaan. Kita harus memiliki sikap menghargai perbedaan seperti dalam perumusan Pancasila. Kita harus menyadari bahwa negara kita terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku Bangsa memiliki ragam budaya yang berbeda. Perbedaan suku bangsa dan budaya bukan menjadi penghalang untuk bersatu. Tetapi, justru perbedaan itu akan menjadikan persatuan negara kita kuat seperti Pancasila.
2.     Pengamalan Pancasila dalam Wujud Sikap Toleransi
Mengamalkan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (falsafah hidup bangsa) berarti melaksanakan pancasila dalam kehidupan sehari-hari , menggunakan pancasila sebagai petunjuk hidup sehari-hari , agar hidup kita dapat mencapai kesejahteraan dan kebahagian lahir dan batin.

Pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari ini adalah sangat penting karena dengan demikian diharapkan adanya tata kehidupan yang serasi (harmonis).

Bahwa pengamalan pancasila secara utuh (5 sila) tersebut adalah merupakan menjadi syarat penting bagi terwujudnya cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam mengamalkan butir-butir Pancasila ini ada berbagai jalur yang dapat kita lalui, sebagai berikut:
·        Jalur Pendidikan
Pendidikan memegang peranan penting bagi pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan dapat di bagi menjadi dua yaitu pendidikan formal (resmi) dan pendidikan yang nonformal (tidak resmi). Pendidikan formal (resmi) conohnya adalah sekolah dan organisasi, pendidikan formal cenderung mengajarkan kita materi-materi. Selainitu pendidikan nonformal (tidak resmi) mempunyai contoh seperti pendidikan dalam keluarga dan pendidikan dalam masyarakat, pendidikan non formal lebih cenderung mengajarkan kita bersosialisasi di masyarakat dan adat istiadat dalam keluarga maupun masyarakat.
·        Jalur Media Massa
Media Massa merupakanjalur penting untuk mengamalkan pancasila, peran media massa ini juga sangat penting bagi seluruh masyarakat. Media massa ini sangat menjanjikan karena pengaruh media massa ini sangatlah kuat di masyarakat, media massa dapat membentuk karakter positif atau negatif di masyarakat, sasaran media massa sangat luas di kalangan anak-anak dan dewasa.
·        Jalur Organisasi Politik
Dalam jalur organisasi politik ini organisasi sosial politik merupakan wadah bagi para pemimpin-pemimpin bangsa dalam bidangnya masing-masing menurut keahlian, peran dan tanggung jawab. Pengamalan pancasila harus di terapkan dalam berbagai element bangsa.
Ada juga Penciptaan suasana yang menunjang yaitu:
1.   Kebijaksanaan pemerintah dan peraturan perundang-undangan
Penjabaran kebijaksanaan pemerintah dan perundang-undangan merupakan salah satu jalur yang dapat memperlancar pelaksanaan pedoman pengamalan pancasila dimana aspek sanksi atau penegakan hukm mendpat penekanan khusus.
2.   Aparatur negara
Rakyat hendaklah berpartisipasi aktif di dalam menciptakan suasana dan keadaan yang mendorong pelaksanaan pedoman pengamalan Pancasila. Dan aparatur pemerintah sebagai pelaksana dan pengabdi kepentingan rakyat harus memahami dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pengamalan Pacasila perlu disediakan dan memfungsikan lembaga-lembaga kenegaraan, khususnya lembaga penegak hukum dalam menjamin hak-hak warga negaranya dan melindungi dari perbutan-perbuatan tercela.
3.   Kepemimpinan dan pemimpin masyarakat
Peranan kepemimpinan dan pemimpin masyarakat, baik pemimpin formal maupun informal sangat penting dalam pelaksanaan pedoman pengamalan. Mereka dapat menyampaikan bagaimana pola Dengan pelaksanaan pedoman pengamalan Pancasila dan menyuruh bawahan atau umatnya untuk mengikuti pola pedoman pelaksanaan Pancasila. begitu Pengamalan pancasila  akan tetep lestari.

D.    BUTIR-BUTIR DALAM PANCASILA
1.     Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama dalam pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Sila ini dalam lambang garuda mempunyai lambang yang bergambarkan BINTANG. Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang berketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridha Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya.Dalam sila ini kita di ajak untuk bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,seperti yang kita ketahui indonesia mempunyai 5 macam agama yang di anut yaitu hindu, islam, kristen, katolik, budha. Di dalam sila ini kita juga di ajak untuk saling menghormati dan menghargai sesama agama yang berbeda. Walaupun kita berbeda agama kita seharusnya tetap rukun untuk tetap menjaga kenyaman setiap penganut agamanya masing-masing. Setiap orang mempunyai agama, keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Kita hanya tinggal melaksanakan dan menjalankannya saja. Di dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa inilah beberapa butir-butir pancasila , sebagai berikut
·        Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
·        Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
·        Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
·        Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
·        Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
·        Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
·        Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.


2.     Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Sila kedua dalam pancasila adalah kemanusiaan yang adil dan beradab. di dalam lambang Garuda, sila ini mempunyai lambang yang bergambar seperti RANTAI. Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal.Di dalam sila ini mengajak kita untuk saling menghormati dan menghargai sesama manusia, dan untuk mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya masing-masing sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Di sini juga kita di ajak untuk saling mengakui persamaan derajat dan hak-hak asasi manusia, serta menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Kita juga harus saling membantu jika ada seseorang yang kesusahan kita harus membantunya. Apalagi saudara-saudara kita yang terkena bencana di daerah lain, kita harus minimal memberikan bantuan kepada mereka. Di indonesia sudah banyak organisasi-organisasi yang saling membantu dan membantu mengamalkan sila kedua ini seperti organisasi HAM yang sanga menjunjung nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia, kita dapat melaporkannya ke lembaga ini jika kita merasa seseorang berbuat tidak adil kepada kita. Berikut butir-butir Pancasila yang dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
·        Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
·        Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
·        Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
·        Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
·        Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
·        Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
·        Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
·        Berani membela kebenaran dan keadilan.
·        Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
·        Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.






3.     Persatuan indonesia
Sila Ketiga dalam Pancasila adalah Persatuan Indonesia. Sila ini di dalam lambang Garuda mempunya lambang yang bergambar POHON BERINGIN. Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar.Indonesia, indonesia adalah negara seribu pulau yang memiliki berjuta penduduk, bermacam-macam adat istiadat dan budaya, seperti juga Bhineka tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tapi tetap satu. Dalam sila ini mengajak kita untuk tetap bersatu walupun kita mempunyai banyak perbedaan, kita harus tetap satu jika ada yang yang berani menghancurkan kita dan memusnahkan kita, kita harus berani melawan negara lain yang ingin menghancurkan kita. Di zaman yang era modern ini kita tidak perlu repot-repot untuk berperang dengan menggunakan bambu runcing dan peralatan perang lainnya, dan wawasan yang kita punya kita dapat melawan negara lain dan mengharumkan nama negara kita. Kita juga harus mementingkan kesatuan dan persatuan bangsa indonesia dengan mementingkan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri atau kelompok. Berikut butir-butir dari sila Persatuan Indonesia.
·        Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
·        Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
·        Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
·        Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
·        Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
·        Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
·        Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa

4.     Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sila keempat dalam Pancasila adalah Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Di dalam lambang Garuda, sila ini mempunyai lambang dengan gambar KEPALA BANTENG. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit.
Dalam sila ini banyak menyangkut tentang permusyawaratan yang menuju mufakat, artinya jika kita mempunyai perkara jangan selalu di selesaika dengan adu fisik atau apapun, karena tidak ada gunanya untuk melakukan tersebut. Kita seharusnya bermusyawarah dan memikirkan jalan keluar dari suatu permasalahan tersebut, dan akhirnya sampailah kita pada hasil dari musyawarah yang di sbut dengan mufakat dan semua masalah pasti akan baik-baik saja. Kita tidak boleh memaksakan kehendak kita maupun orang lain, kita juga harus menghormati dan menghargai pendapat orang lain. Dan berhati besar dalam menerima apapun keputusan akhir dari suatu masalah, serta bersedia bertanggung jawab atas keputusan yang di hasilkan, dan bersangkut dengan sila ketiga kita harus mementikan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi atau individu. Berikut butir-butir dari sila keempat yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat  Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
·        Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
·        Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
·        Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
·        Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
·        Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
·        Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
·        Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
·        Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
·        Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
·        Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.





5.     Keadilan yang Adil dan Beradab
Sila kelima dari Pancasila adalah Keadilan yang Adil dan Beradab, di dalam lambang Garuda , sila ini mempunyai lambang yang bergambarkan PADI dan KAPAS. Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.Keadilan, suatu kata yang sudah mulai langka di jaman sekarang ini. Yang salah dibela, yang benar ditinggalkan. Yang punya salah besar dihukum sebentar, yang punya salah sedikit saja dipenjara bertahun – tahun. Banyak yang diinjak –injak hanya karena miskin atau tidak berpendidikan. Banyak orang yang sudah tidak membela keadilan, mungkin karena materi atau mungkin memang karena sudah tidak peduli.. Biarpun sekarang sudah jaman emansipasi, namun masih banyak juga yang memandang rendah terhadap kemampuan wanita. Kita harus belajar untuk menghargai orang lain. Selain itu, untuk diri sendiri, kita juga harus bisa menyeimbangkan hak dan kewajiban untuk diri kita. Dalam sila ini ada beberapa buti-butirnya yaitu:
·       Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
·       Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
·       Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
·       Menghormati hak orang lain.
·       Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
·       Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
·       Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
·       Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
·       Suka bekerja keras.
·       Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
·       Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN :
      Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kengaraan. Karena itulah kita harus menerapkan butir-butir Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari.


























DAFTAR PUSTAKA
 http://sartikadwihardiyanti.blogspot.com/2010/06/perbandingan-pemerintahan-era-orde-baru.html
http://www.scribd.com/doc/28800100/Makalah-Pancasila-Reformasi

http://artikelpkn.blogspot.com/2010/12/demokrasi-dan-pelaksanaan-demokrasi-di.html